Minggu, 29 November 2009
Band Favorit
Game
menurut gue game paling bagus yang pernah gue mainin adalah modern warfare 2(cod 6)karena game itu mempunyai grafik yang sangat bagus dan cerita yang sangat bagus
tapi setiap game cod memiliki 1 kelemahan yaitu ceritanya yang sangat pendek jadi gue berharap cod cod berikutnya memiliki cerita yang lebih panjang
ya itu menurut gue kalo menurut lu?
S.I.D
Kali ini gue membahas S.I.D
Sejarah Superman Is Dead
Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Kuta Rock City
Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik.
The Hangover Decade
Album yang dirilis tahun 2004 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.
Black Market Love
Album ketiga ini terkesan lebih dewasa[rujukan?], dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.
Angels & the Outsiders
Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.
dari www.wikipedia.org
God Bless
kali ini gw membahas God Bless
Sejarah
Era 1970-an
Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Beliau kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda). Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.
Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973. Beliau dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi beliau pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.
Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personil yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.
Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.
Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1975, God Bless merilis album perdananya.
Era 80-an
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Album Cermin (1980) mengandalkan lagu seperti Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam memainkannya. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.
Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.
Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun,setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.
Era 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.
Pada Februari 2009 lalu, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personil, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini. Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.
dari www.wikipedia.org
Jamrud
kali ini gue membahas band rock indonesia yaitu jamrud
Latar belakang
Sebelum menjadi Jamrud, formasi awal Jamrock terdiri dari 'Azis' Mangasi Siagian (gitar), 'Ricky' Teddy (bass), Agus (drum) dan Oppi (vokal). Grup ini beberapa kali mengalami pergantian personil, Budhy Haryono, mantan pemain drum GIGI juga pernah bergabung dengan Jamrock. Formasi Jamrock akhirnya terbentuk menjadi yang populer dikenal oleh penggemarnya tahun 90-an yaitu Azis (gitar), Ricky (bass), 'Anto' Krisyanto (vokal), 'Fitrah' Alamsyah (gitar) dan 'Sandy' Handoko (drum).
[sunting] Proses menjadi Jamrud
Jamrock memjadi grup musik yang mengusung musik cadas yang disegani di seputar daerah Bandung. Saat itu mereka kebanyakan menampilkan lagu-lagu dari grup-grup musik cadas lain yang telah mempunyai nama. Pamor mereka semakin meningkat saat Krisyanto dan Sandy Handoko (drum) bergabung dengan Jamrock. Krisyanto sendiri pernah meraih predikat sebagai Vokalis Rock Terbaik versi festival rock se-Bandung.
Puas mengusung lagu-lagu milik orang lain, tahun 1995, Azis, Ricky, Krisyanto dan Sandy mulai menulis materi lagu mereka sendiri dan merekam demo mereka. Mereka menawarkan demo tersebut ke label rekaman Log Zhelebour (biasa disebut 'Log') yang memberi sambutan hangat. Jamrock kemudian mendapat kontrak untuk rekaman dan bergabung dengan label rekaman milik Log, yaitu Logiss Records. Dengan masuknya mereka ke dalam label rekaman milik Log, nama Jamrock diubah menjadi Jamrud.
Kesuksesan
Jamrud menjadi matang secara musik dan penampilan di bawah asuhan label rekaman milik Log Zhelebour tersebut. Penjualan album perdana Jamrud, Nekad (1996) meraih angka penjualan sebanyak lebih dari 100 ribu keping dalam waktu singkat. Kesuksesan mereka dilanjutkan dengan album kedua mereka, Putri (1997), yang angka penjualannya mencapai 200 ribu keping. Keuntungan besar dari hasil penjualan album-album Jamrud terus berlanjut hingga mereka merilis Terima Kasih (1999). Album tersebut sangat populer di kalangan generasi muda Indonesia saat itu, terutama lewat lagu "Berakit-rakit" dan "Terima Kasih", sehingga terjual hingga menyentuh angka 750 ribu keping, prestasi yang sangat luar biasa untuk penjualan album musik cadas di Indonesia saat itu.
Puncak kesuksesan komersial Jamrud adalah album Ningrat (2000) yang mencatat angka penjualan sebanyak satu juta keping di Indonesia dengan populernya singel "Surti-Tejo" dan "Pelangi di Matamu" di Indonesia.
Kemunduran
Kesuksesan yang mereka raih tak lepas dari sebuah kejadian yang tak terduga. Pada tahun 1999 Sandy Handoko dan Fitrah Alamsyah meninggal karena overdosis obat-obatan terlarang. Berita kematian mereka menggemparkan industri musik Indonesia pada masa tersebut. Posisi Sandy Handoko kemudian digantikan oleh Suherman 'Herman' Husin.
Setelah Jamrud merilis empat buah album studio, pada tahun 2007 Krisyanto mengundurkan diri dari Jamrud dengan alasan sudah jenuh dan lelah dengan aktivitas bermusiknya di grup musik tersebut. Dia kemudian merilis album solo pertamanya berjudul Mimpi (2009).
Formasi baru
Paska keluarnya Krisyanto, Jamrud langsung bergerak merekrut personel baru. Tiga personel baru ditambah kedalam band mereka. Mereka adalah Jaja Donald Amdonal (vokal) yang menggantikan Krisyanto, Mochamad 'Irwan' (Gitar 2) dan 'Danny' Rachman (drum) yang menggantikan Suherman. Dengan formasi ini Jamrud merilis album terbaru bertajuk New Performance 2009 yang dirilis di CiToS Jakarta tanggal 16 Maret 2009. Jamrud berencana akan merilis sebuah album kompilasi sebelum melakukan Tour pada akhir tahun 2009.
dari www.wikipedia.org
Brian May
Biografi
Brian May, anak tunggal dari Harold dan Ruth Mei, lahir di Hampton, London dan dihadiri Hampton Grammar School (sekarang Hampton Sekolah). [3] Selama masa ini ia membentuk band pertama dengan vokalis dan bassist Tim Staffell bernama Nineteen Eighty - Empat setelah George Orwell's novel dengan nama yang sama. [4] Ia lulus dari Hampton Grammar School dengan sepuluh GCE Ordinary Level dan empat Lanjutan Tingkat Fisika, Matematika, Matematika Terapan dan Tambahan Matematika. [4]
Ayah mungkin Harold bekerja sebagai juru gambar di Departemen Penerbangan dan sudah lama-waktu rokok-perokok. Akibatnya, tidak menyukai Mei merokok, [5] bahkan sampai ke titik di mana dia telah dilarang merokok di dalam ruangan di konser yang lebih baru. [6]
Dari tahun 1974 hingga 1988, Brian menikah dengan Chrissie Mullen, yang adalah ibu dari tiga anak: Jimmy, yang lahir pada tanggal 15 Juni 1978; Louisa, yang lahir pada tanggal 22 Mei 1981 dan Emily Ruth, yang lahir di 17 Februari 1987. Chrissie dan Brian dipisahkan pada tahun 1988.
Dia telah menyatakan dalam wawancara bahwa ia menderita depresi pada akhir tahun 1980-an, bahkan sampai bunuh diri merenungkan, [7] karena alasan-alasan yang berkaitan dengan perkawinan pertama bermasalah dan kegagalan dianggap sebagai seorang suami dan seorang ayah, ayahnya Harold kematian, dan Freddie Mercury's penyakit [8].
Brian sekarang menikah dengan mantan aktris EastEnders Anita Dobson, yang ia bertemu pada tahun 1986, dan yang mendapatkan ketenaran pada tahun 1980 untuk menyediakan vokal untuk lagu tema untuk sabun tersebut, yang berjudul Siapa pun Bisa Fall in Love. [9] Mei sendiri menghasilkan lagu, yang mencapai # 4 di UK Singles Chart pada bulan Agustus 1986.
Menurut The Sunday Times Rich List ia adalah senilai £ 70 juta tahun 2009. [10]
[sunting] Sebagai seorang astrofisikawan
Mungkin belajar fisika di Imperial College London, lulus dengan BSc (Hons) gelar dalam kedua Fisika dan Matematika dan ARCS dengan Kedua-Class Upper Honours. Dia kemudian mulai belajar untuk gelar PhD, juga di Imperial College London departemen Fisika dan Matematika, dan merupakan bagian jalan melalui program PhD ini, mempelajari cahaya pantulan dari debu antarplanet dan kecepatan debu di bidang tata surya. Ketika Ratu menjadi sukses, dia meninggalkan fisika doktor tapi co-author dua makalah penelitian ilmiah: MGI Emisi di Night-Sky Spectrum (1972) [11] dan An Investigasi Motion dari berhubung dgn mintaku'lburuj Partikel Debu (Bagian I) (1973 ), [12] yang didasarkan pada Mei pengamatan di Observatorium Teide di Tenerife. Dia adalah penulis bersama Bang! - The Complete History of the Universe bersama Patrick Moore dan Chris Lintott, yang diterbitkan pada bulan Oktober 2006. [13] Lebih dari 30 tahun setelah ia memulai riset, pada Oktober 2007 ia menyelesaikan tesis PhD dalam astrofisika [14], berjudul A Survei kecepatan Radial dalam Awan Debu berhubung dgn mintaku'lburuj [15], lulus ujian lisan, dan melakukan koreksi yang diperlukan. [16] [17] [18] [19] Ia lulus secara resmi pada upacara penghargaan pascasarjana diselenggarakan di Royal Albert Hall , pada sore hari Rabu 14 Mei 2008.
Tanggal 17 November 2007, Brian May diangkat sebagai Rektor Liverpool John Moores University, [20] mengambil alih dari Cherie Blair, dan diinstal pada 2008. [21]
52.665 Brianmay asteroid dinamai untuk menghormatinya di 18 Juni 2008 tentang saran dari Sir Patrick Moore (mungkin dipengaruhi oleh penetapan sementara asteroid 1998 BM30). [22] [23]
[sunting] Sebagai seorang musisi
Mei penyadapan.
Brian May telah disebut sebagai gitaris virtuoso oleh banyak publikasi. [24] [25] [26] [27] Ia telah menggunakan berbagai gitar, paling sering "Red Special", yang dirancang ketika ia hanya 16 tahun. [23] Hal ini dibangun dengan kayu dari abad ke-18 perapian. Komentarnya instrumen ini, dari Ratu Dalam Own Words mereka (ed. Mick St Michael, Omnibus Press, 1992, hal 62) adalah:
Aku suka leher besar - tebal, datar dan lebar. Aku berpernis papan nada dengan Rustin's Plastic Coating. Yang tremolo menarik dalam lengan yang dibuat dari kantong pelana sepeda tua pengangkut, tombol di ujung itu dari sebuah jarum rajut dan pegas katup mata air dari sepeda motor tua.
Di samping menggunakan buatan rumahnya gitar dia lebih suka menggunakan koin (terutama yang enam pence dari bukti perpisahan set 1970), bukan plastik yang lebih tradisional plectrum, atas dasar bahwa kekakuan mereka memberinya lebih kontrol dalam bermain. Ia dikenal untuk membawa koin dalam saku khusus untuk tujuan ini.
Mei pahlawan awal itu Cliff Richard dan The Shadows, yang katanya adalah "hal yang paling metalik keluar pada waktu itu." Bertahun-tahun kemudian ia memperoleh kesempatan untuk bermain pada kesempatan terpisah dengan kedua Cliff Richard dan Shadows gitaris Hank Marvin. Dia telah bekerja sama dengan Cliff Richard di ulang rekaman Cliff Richard dan The Shadows (kemudian dikenal sebagai The Drifters) 1958 hit "Move It" di album duet Cliff Richard Dua's Company yang dirilis pada 6 November 2006. Di Queen Untuk Sebuah Jam 1989 Wawancara di BBC Radio 1 Mei terdaftar Jimi Hendrix, Jeff Beck dan Eric Clapton sebagai pahlawan gitarnya.
Mungkin sangat bangga setelah mendengar bahwa Cliff Richard telah disebutkan dalam sebuah wawancara bahwa ia harus Brian May dalam fantasi pribadinya band. [Rujukan?] Selain rekaman dengan Hank Marvin, Mei juga berkontribusi untuk album tahun 1996 desing!: A Tribute to Hank Marvin & Bayang-Bayang, bermain FBI. Album ini menampilkan banyak gitaris terkenal lainnya.
Di Queen's tiga bagian vokal harmoni, nya secara umum rentang yang lebih rendah backing vocal. Pada beberapa lagu-lagunya, ia menyanyikan memimpin vokal, terutama bait pertama dari Who Wants To Live Forever, jembatan pada "I Want It All", "Some Day One Day", "All Dead, All Dead", "Long Away "," Leaving Home Ain't Easy "," Good Company "," Tidur di Trotoar "dan" 39. "
Pada tanggal 22 Oktober 2000, Brian May membuat muncul sebagai bintang tamu di acara 25th Anniversary Motörhead di Akademi Brixton bersama Eddie Clarke (mantan gitaris Motörhead) untuk lagu encore Overkill.
Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah mengawasi Ratu remastering album dan berbagai DVD dan Greatest Hits rilis. Pada tahun 2004, ia mengumumkan bahwa ia dan drummer Roger Taylor akan tur untuk pertama kalinya dalam 18 tahun sebagai "Queen", bersama dengan Free / Bad Company vokalis Paul Rodgers. Billed sebagai "Queen + Paul Rodgers", band ini telah bermain selama tahun 2005 dan 2006 di Afrika Selatan, Eropa, Aruba, Jepang, dan Amerika Utara dan merilis album baru dengan Paul Rodgers pada tahun 2008, yang berjudul "The Cosmos Rocks". Album ini didukung oleh sebuah tur besar.
Di ulang tahun Ratu daftar kehormatan tahun 2005, dia diangkat menjadi Komandan The Order of the British Empire "untuk melayani industri musik".
Selama waktu di mana Brian May dan ayahnya sedang membangun Khusus Merah, Mei juga menghasilkan rencana untuk membangun sebuah gitar kedua. Namun, begitu sukses adalah Khusus Merah, bahwa Mei tak hanya perlu membangun sebuah gitar. Rencana ini akhirnya diberikan kepada Andrew Guyton luthier gitar di sekitar 2004/05, ada sedikit modifikasi yang dilakukan dan gitar dibangun. Itu bernama "The Spade", sebagai bentuk tubuh menyerupai bentuk seperti bermain kartu. Namun gitar juga kemudian dikenal sebagai "The Guitar That Time Forgot". Sampai sekarang, gitar ini tidak digunakan dalam rekaman dan tetap milik Mei.
[sunting] Ikhtisar
Pertunjukkan Mei dengan Ratu di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat pada November 1978
Brian May mulai menulis di 1968/1969, dan selama bertahun-tahun dia telah bekerja sama dengan penulis lagu lain, termasuk Frank Musker, dengan siapa ia menulis "Too Much Love Will Kill You", dan dengan Elizabeth Lamers, musik yang memenangkan Ivor Novello Award untuk Best Song musikal & Lyrically pada tahun 1996. Sebuah teliti aransemen, ia berfokus pada bagian multi-harmoni, seringkali lebih kontrapungtal dari paralel - yang langka untuk gitar rock. Contoh-contoh ditemukan di Queen's album A Night at the Opera dan A Day at the Races, di mana dia mengatur sebuah band jazz untuk gitar mini orkestra ( "Good Company"), yang vokal kanon ( "Prophet's Song") dan gitar dan vokal counterpoints ( "Teo Torriatte").
Dapat mengeksplorasi berbagai gaya dalam gitar, termasuk menyapu memetik ( "Apakah It All Worth It", "Cina Penyiksaan"), penyadapan ( "Bijou", "It's Late", "Kebangkitan", "Cyborg", "Hujan Harus Fall "," Bisnis "," Cina Belle "," I Was Born To Love You "), slide gitar (" tidur ayam "," Tie Your Mother Down "), Hendrix terdengar menjilat (" Pembohong "," Brighton Rock ") , tape-delay ( "Brighton Rock", "White Man") dan bagian melodi ( "Bohemian Rhapsody", "Killer Queen", "Apakah ini Days of Our Lives"). Beberapa dari bagian-bagian solo dan orkestra yang digubah oleh Freddie Mercury, yang kemudian meminta Mei untuk membawa mereka ke kehidupan ( "Bicycle Race", "bermalas-malasan On A Sunday Afternoon", "Killer Queen", "Good Old Fashioned Lover Boy"). [sunting] Mei juga tampil akustik karya terkenal, termasuk versi live akustik gitar dari "Love of My Life" dari tahun 1975, A Night at the Opera, jari-solo dipetik dari "White Queen" dan skiffle-dipengaruhi "'39 .
Pada bulan Januari 2007, para pembaca Guitar World memilih Mei gitar solo "Bohemian Rhapsody", "Brighton Rock" ke atas 100 Greatest solo gitar sepanjang masa ( "Bohemian Rhapsody" terpilih # 20 dan "Brighton Rock" terpilih sebagai # 41 ).
Dibantu oleh keunikan gitar - Merah Khusus - Mei sering mampu menciptakan aneh dan tidak biasa efek suara. Sebagai contoh, ia dapat meniru sebuah orkestra dalam lagu "Procession", dalam "Get Down, Make Love", ia mampu menciptakan efek suara dengan gitar yang begitu luar biasa sehingga banyak berpikir synthesizer sedang digunakan. Dalam "Good Company" ia menggunakan gitar untuk meniru trombone, sebuah seruling dan beberapa instrumen lain untuk lagu itu Dixieland band jazz merasa.
Mei kemampuan tidak terbatas pada satu instrumen. Selama hari-hari ia dilakukan Ratu banjolele ( "Good Company" dan "Bawa Kembali Itu Leroy Brown") dan kadang-kadang piano, memisahkan pada gaya lembut dan lembut [pendapat perlu menyeimbangkan] ( "Semua Dead, All Dead", "Save Me" , "Dear Friends"). Dia juga memainkan bagian dari synthesizer intro (melodi) untuk "Satu Visi". Dia mencatat beberapa instrumen lain (marakas, banjo, dll), termasuk kecapi pada "Love of My Life", yang tercatat dalam overdub dan dicampur terdengar sebagai satu kinerja.
Mungkin juga merupakan penyanyi dicapai. Vokal yang lebar kisaran pergi dari catatan sekitar rendah F (87 Hz) untuk tenor Ds sangat tinggi dan Es (kebanyakan dalam solo karir). Kadang-kadang ia menyumbang bagian falsetto juga ( "Ogre Battle", "Kenapa Tidak Kita Coba Lagi"). Dari Queen's Queen II untuk The Game, kontribusi Mei vokal ke sedikitnya satu lagu per album.
Mungkin co-menyusun sebuah mini-opera dengan Lee Holdridge, Il Colosso, untuk tahun 1996 Steve Barron film, Petualangan Pinokio. Dapat melakukan opera dengan Jerry Hadley, Sissel Kyrkjebo, dan Just William. Di layar, hal itu dilakukan sepenuhnya oleh boneka.
[sunting] Peralatan
Brian May tampil dengan Greg Fryer Merah replika Khusus di Warsawa, Polandia, 1998.
Kebanyakan gitar Mei pekerjaan dilakukan di Red Special. Namun, ia telah menggunakan sejumlah gitar listrik lainnya, termasuk Burns Double Six ( "Long Away"), sebuah Gibson Les Paul (sebagai cadangan selama awal wisata), Gibson Flying V (cadangan selama tur Hot Space), Fender Telecaster (Crazy Little Thing Called Love), sebuah salinan Stratocaster di "Play The Game" promo, Ibanez JS (Tidak ada Tapi Blue), sebuah Greco BM90 (ditampilkan dalam promo video "Good Old Fashioned Lover Boy", tetapi tidak benar-benar digunakan di studio), sebuah Hummingbird Tokai Acoustic (pada beberapa rekaman), sebuah Parker Fly ( "Mother Love") dan Randy Rhoads Jackson dalam video untuk "Pangeran Semesta".
Pada awal wisata Ratu dia punya Fender Stratocaster sebagai cadangan gitar, menggantikannya dengan sebuah Les Paul Deluxe tahun 1974, maka John Birch replika Khusus Merah-nya tahun berikutnya. Dalam konser di Amerika Serikat pada tahun 1982 Hot Space tur Amerika Utara, ia menjadi frustrasi dengan instrumen dan hancur itu, kemudian menggunakan Gibson Flying V sampai ia tiba lebih cocok replika kesayangannya Khusus Merah. Guild dirilis pada tahun 1984 resmi pertama Merah replika Khusus untuk produksi massal, dan membuat beberapa prototipe khusus untuk Mei. Namun tubuh padat konstruksi (RS asli telah berongga rongga dalam tubuh) dan pick up (DiMarzio) yang tidak persis replika TriSonic Burns tidak membuat Mei bahagia, sehingga produksi berhenti setelah hanya 300 gitar. Tahun 1993 Persekutuan membuat replika kedua RS, yang dibuat hanya 1000 kopi, yang Mei memiliki beberapa dan digunakan sebagai cadangan. Pada saat itu, ia menggunakan 2 gitar yang dibuat oleh Greg Fryer - para luthier yang memulihkan Perempuan Tua pada tahun 1998 - sebagai cadangan. Mereka hampir sama dengan aslinya, kecuali untuk Fryer logo pada headstock (Mei's asli memiliki enam penny).
Untuk akustik gitar, ia banyak digunakan Ovation 12-String, Martins, seorang Godin Thinline A-12 untuk Freddie Mercury Tribute Concert kinerja oleh "Crazy Little Thing Called Love" dan sebuah Gibson Chet Atkins untuk tali nilon-bagian. Dia menciptakan unik "berdengung" mendengar nada pada "White Queen (As It Memulai)" dan "Cemburu" dengan menempatkan potongan-potongan kawat piano di bawah frets. Ukulele nya adalah Aloha. Piano ia mencatat meliputi Bösendorfers, meskipun dalam konser dia mengandalkan Freddie Mercury's Steinway. Dapat digunakan Yamaha DX7 synths untuk rangkaian pembukaan "Satu Visi" dan latar belakang dari "Who Wants To Live Forever", "Skandal" dan "The Show Must Go On".
Mungkin sangat ingin untuk menggunakan beberapa mainan sebagai instrumen juga. Dia menggunakan plastik Yamaha piano di "Teo Torriatte", sebuah "asli George Formby Ukulele-Banjo" di "Bawa Kembali Itu Leroy Brown" dan di "Good Company", dan sebuah mini mainan koto dalam "Nabi Song".
Mungkin telah menggunakan Vox AC-30 amplifier hampir secara eksklusif sejak pertemuan dengan waktu yang panjang pahlawan Rory Gallagher pada sebuah pertunjukan di London pada akhir 60s/early 70s. [Rujukan?] Pilihan-Nya adalah model AC30TBX, meningkatkan top-versi dengan Blue Alnico speaker, dan ia menjalankan amp di volume penuh pada saluran Normal. Dia juga mengkustomisasi ampli nya dengan menghapus sirkuit untuk Brilliant dan trem VIB-saluran (hanya meninggalkan sirkuit untuk Normal), dan ini mengubah nada sedikit, dengan penambahan gain 6-7dB. [Rujukan?] Ia selalu digunakan sebuah 'treble booster' semacam yang, bersama dengan pengisi daya AC-30, pergi jauh dalam membantu untuk menciptakan banyak nada gitar tanda tangannya. Dia menggunakan Rangemaster Dallas untuk album Ratu pertama, sampai dengan A Day at the Races. Kemudian, efek dibangun guru Pete Cornish baginya TB-83 (32dB gain) yang digunakan untuk semua album Ratu yang tersisa. Pada tahun 2000 ia beralih ke Fryer's booster, yang sebenarnya kurang memberikan dorongan daripada TB-83.
Hidup, ia menggunakan bank dari AC-30 amplifier menjaga dengan hanya beberapa ampli gitar dan lain-lain dengan semua efek seperti delay, flanger dan chorus. Dia memiliki rak dari 14 AC30s, yang dikelompokkan sebagai Normal, Chorus, Delay 1, Delay 2. Di papan pedal, Mei memiliki unit saklar kustom yang dibuat oleh Cornish dan kemudian dimodifikasi oleh Fryer yang memungkinkan dia untuk memilih amp yang aktif. Dia menggunakan pedal BOSS dari tahun 70-an, yang Chorus Ensemble CE-1, yang dapat Anda dengar dalam In The Lap of The Gods (Live at Wembley '86) atau Hammer to Fall (versi lambat bermain tinggal dengan P. Rodgers). Selanjutnya dalam rantai, ia menggunakan Foot Foxx Phaser (We Will Rock You, We Are the Champions, Keep Yourself Alive, dll), dan dua mesin menunda untuk memainkan solo merek dagang Brighton Rock.
[sunting] Kontribusi terhadap Ratu
Setelah konser Live Aid terkenal di musim panas 1985, Mercury berdering band-nya pasangan dan mengusulkan menulis lagu bersama. Hasilnya adalah "Satu Visi", yang pada dasarnya Mei di musik (Ajaib Tahun dokumenter menunjukkan bagaimana ia datang dengan bagian pembukaan dan riff gitar dasar) dan Roger Taylor pada lirik, dengan Freddie Mercury yang lebih seorang produser dan arranger daripada yang benar-rekan penulis, dan John Deacon kebanyakan absen.
Untuk 1989 mereka merilis album, The Miracle, band ini telah memutuskan bahwa semua trek akan diberikan pada semua band, tak peduli siapa yang menjadi penulis utama. Namun, wawancara dan analisis musik cenderung untuk mengidentifikasi masukan dari masing-masing anggota pada setiap lagu.
Mungkin terdiri "I Want It All" untuk album itu, juga sebagai "Skandal" (yang didasarkan pada masalah pribadi dengan pers Inggris). Selama sisa album ia tidak memberikan kontribusi begitu banyak kreatif, meskipun ia membantu dalam membangun dasar Partai dan Was It All Worth It (keduanya terutama Merkurius buah) dan menciptakan riff gitar Penyiksaan Cina.
Ratu sindiran album berikutnya, di mana kontribusi Mei meningkat, meskipun lebih dalam pengaturan dari menulis sebenarnya pada kebanyakan kasus; untuk judul lagu dia melakukan beberapa pengaturan untuk solo berat, kemudian ia menambahkan harmoni vokal untuk "Aku Going Slightly gila "dan terdiri solo dari" Apakah ini Days of Our Lives ", sebuah lagu yang mereka berempat memutuskan keyboard bagian-bagian bersama-sama. Ia mengubah tempo dan kunci Merkurius lagu The Hitman dan membawanya di bawah sayap, bahkan menyanyi vokal panduan dalam demo. Mungkin juga co-menulis beberapa baris di Bijou gitar.
Dua lagu yang Mei telah disusun untuk album solo pertamanya, "lintang pukang" dan "I Can't Live With You", akhirnya berakhir di proyek Queen. Komposisi yang lain adalah "The Show Must Go On", sebuah kelompok usaha di mana ia adalah koordinator dan komposer utama, tetapi di mana mereka semua mempunyai masukan - Diakon dan Taylor dengan urutan akord yang terkenal.
Dari www.wikipedia.org